May 11, 2016

Museum Pra Sriwijaya Pertama di Dunia akan Hadir Di Karang Agung Tengah Muba

Kabar Lalan ~ Sebentar lagi Indonesia akan memiliki museum pra Sriwijaya, yang pertama di dunia. Museum ini berada di Desa Mulya Agung, Karang Agung Tengah, Kecamatan Lalan, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Menariknya museum ini digagas Legimin (52), warga Desa Mulya Agung.
Perjuangan Legimin untuk membuat museum pra Sriwijaya atau proto Sriwijaya dimulai sejak 2006. Awalnya saat dia bertemu dengan sejumlah arkeolog dari Balai Arkeologi Palembang (Balar) Palembang, yang tengah melakukan pendataan situs-situs pra atau proto Sriwijaya di Karang Agung Tengah, seperti di Desa Mulya Agung, Karya Mukti, dan Karang Tirta.
“Saya merasa prihatin dengan benda-benda purbakala yang terkait dengan kehidupan masyarakat pra Sriwijaya di wilayah pesisir timur, yang ditemukan masyarakat. Sebab hasil penemuan tersebut mereka jual, bukan diserahkan atau dikumpulkan menjadi benda yang dapat dinikmati dan dipelajari banyak orang,” kata Legimin, saat bertemu dengan Kepala Balar Palembang Nurhadi dan pejabat pemerintah Bappeda Kabupaten Muba di Desa Mulya Agung, Selasa (18/08/2015).
Selain itu, transmigran asal Malang, Jawa Timur, itu berharap adanya museum situs pra Sriwijaya tersebut membuat masyarakat di wilayah Karang Agung Tengah, khususnya generasi muda dan mendatang, mengetahui dan memahami sejarah pemukiman transmigran tersebut.



 
 Legimin (52) di rumahnya, Desa Mulya Agung, Karang Agung Tengah, Lalan, Muba, Sumsel. Foto Nurhadi Rangkuti
Menurut Nurhadi, gagasan atau ide Legimin yang lahir setelah berdiskusi dengan para peneliti atau arkeolog yang sering menginap di rumahnya, diusulkan ke pemerintah Kabupaten Muba dengan dukungan Balar Palembang.
“Saat ini proses telah memasuki 75 persen. Pemerintah Kabupaten Muba telah turun ke lokasi untuk mencari lokasi museum tersebut. Dan lokasi museum tersebut tampak hambatan, sebab Legimin menghibahkan satu hektar, dan Isa,   Kades Mulya Agung, juga menghibahkan tanah seluas satu hektar,” kata Nurhadi.
Sebelum proposal museum tersebut dibahas pemerintah Muba, Balar Palembang mendapat tugas membuat data-data hasil penelitian atau temuan terkait pra Sriwijaya di wilayah Karang Agung Tengah.
Jaga lahan gambut
Selain banyak artefak pra Sriwijaya yang dijual masyarakat yang menemukannya, Legimin juga khawatir dengan aktifitas perkebunan di sekitar wilayahnya, termasuk ancaman kebakaran lahan.
“Berbagai aktifitas dan bencana tersebut jelas mengancam keberadaan artefak-artefak terkait dengan masyarakat pra Sriwijaya. Jadi dengan adanya museum ini nantinya, masyarakat atau siapa pun akan hati-hati dalam mengelola lahan, sebab mereka sadar bahwa wilayah ini di masa lalu merupakan lokasi pemukiman masyarakat yang akhirnya mendorong lahirnya kerajaan besar di Asia Tenggara,” kata Legimin.
Nurhadi pun berharap, museum tersebut nantinya menjadi simbol peradaban di wilayah pesisir timur Sumatera Selatan, sehingga masyarakat turut menjaga lingkungan sekitar, yang kemungkinan besar akan banyak ditemukan bukti-bukti atau artefak terkait peradaban pra Sriwijaya. “Apalagi museum ini nantinya merupakan museum pertama di Indonesia terkait dengan pra Sriwijaya, dan digagas pula oleh masyarakat,” katanya.
 
 Keramik amphora koleksi Legimin . Foto Nurhadi Rangkuti


Artefak pra Sriwijaya di Karang Agung Tengah
Adapun sejumlah artefak pra Sriwijaya di Karang Agung Tengah yang telah ditemukan dan diteliti oleh Balar Palembang antara lain kemudi perahu, manik-manik dari India, gerabah dari India, antingan dari Oc Eo (Vietnam), keramik amphora atau keramik dari masa awal masehi, serta bongkahan getah damar, sisa-sisa makanan seperti tulang ikan, tulang babi, dan kerang-kerangan, serta tiang-tiang bangunan rumah panggung, dan tempurung kelapa dibelah yang kemungkinan digunakan untuk makan atau minum.
“Termasuk pula sejumlah cincin, kalung, yang terbuat dari emas. Sayangnya benda-benda ini ditemukan masyarakat, yang sebagian besar telah dijual mereka,” kata Nurhadi.
Artefak tersebut saat ini selain di Balar Palembang, di rumah penduduk di Karang Agung Tengah yang telah didata Legimin.

 
 Penggalian situs Purwoagung, Karang Agung Tengah, Lalan, Muba, Sumsel. Foto Nurhadi Rangkuti

Sumber : IBUBUMI 

0 komentar:

Post a Comment

Update