Jan 27, 2017

Berkenalan dengan Karang Agung Ilir


Berbagi cerita sedikit tentang tempat yang masih asing didengar oleh temen-temen, daerah yang akan diceritakan pada kali ini adalah Karang Agung Ilir, sebuah daerah yang menjadi bagian dari Provinsi Sumatera Selatan dan masuk di Kabupaten Musi Banyuasin. Karang Agung Ilir namanya, konon adalah daerah Transmigrasi pada zaman Pesiden Ir.Soeharto kisaran tahun 1980-an. Karang Agung Ilir terdiri dari beberapa Desa yang di identitaskan dengan nama Primer, adapun desa tersebut sebanyak 12 Desa atau 12 Primer, mulai dari Primer 1 sampai dengan Primer 12. Letak primer ini saling berhadap-hadapan, kita mulai dari yang pertama yaitu, primer 1 berhadapan dengan primer 7, primer 2 berhadapan dengan primer 8, primer 3 berhadapan dengan primer 9, primer 4 berhadapan dengan primer 10, primer 5 berhadapan dengan primer 11 dan primer 6 berhadapan dengan primer 12. Dahulu Karang Agung Ilir Masuk dalam Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin. Tapi sekarang sudah terpecah menjadi 2 dan menjadi Kecamatan tersendiri, sekaligus terpecah menjadi 2 Kabupaten. Untuk primer 1,2,7,8 bergabung dengan daerah sebelah yaitu Karang Agung Tengah dan tidak lagi berkecamatan di Bayung Lencir melainkan menjadi kecamatan tersendiri yaitu Kecamatan Lalan, Kabupaten Musi Banyuasin, sementara primer 3,4,5,6,9,10,11,12 bergabung dengan Kecamatan Banyuasin II, sekaligus menjadi Kabupaten tersendiri yaitu Kabupaten Banyuasin. Jadi sekarang daerah karang agung terpecah menjadi 2, yang 4 desa masuk kabupaten musi banyuasin dan yang lainnya masuk ke kabupaten banyuasin. Perbatasan Kabupaten pun terletak di daerah karang agung ilir, yaitu primer 2 berbatan dengan primer 3, dan primer 8 berbatasan dengan primer 9, untuk tanda pembatasan menggunakan kanal (kali) yang dibuat melalui kesepakatan bersama.
Lanjut ke masalah ekonomi, daerah ini berpenghasilan dari cara bertani, untuk jenis pertaniannya yaitu Padi. Menurut keteragan dari warga sekitar bahwa sistem pertanian disana sedikit berbeda dengan daerah lain, karena petani disana terpatok pada musim untuk mulai bertani. Biasa masyarakat melakukan/mengerjakan pertanian pada musim penghujan, karena pada musim kemarau mereka akan kesulitan untuk menanam khususnya padi, pada musim kemarau juga kondisi air disana asin sehingga mempengaruhi pertumbuhan padi. Sehingga masyarakat lebih memilih untuk bertani pada musim penghujan, walaupun demikian ternyata petani disana masih kesulitan apabila terlalu banyak air akibat hujan yang turun, karena bisa mengakibatkan persawahan yang ada disana akan tenggelam, oleh karena itu petani disana harus pintar membaca situasi yang ada.

0 komentar:

Post a Comment

Update