Dec 31, 2016

Lowongan Kerja WWF-Indonesia


MPA & Biodiversity Officer – Papua Barat  (Code: MPAO-PB)

Bila anda peduli dengan lingkungan dan ingin berkontribusi dalam upaya konservasi di Indonesia, inilah kesempatan bagi anda untuk bergabung dengan organisasi konservasi nasional terbesar di Indonesia. WWF-Indonesia, organisasi konservasi nasional yang mandiri dan merupakan bagian dari jaringan global WWF. 
Saat ini WWF-Indonesia sedang memulai project ‘Sustainable Ecosystem Advance” (SEA) untuk periode 5 tahun yang didanai oleh USAID melalui firm konsultan Tetratech.

Project ini akan bekerja di tiga wilayah : Propinsi Maluku, Maluku Utara dan Papua Barat  membutuhkan kandidat terbaik untuk mengisi posisi sebagai MPA & Biodiversity Officer – Papua Barat  dengan penempatan di Sorong, Propinsi Papua Barat.

MPA & Biodiversity Officer dalam struktur organisasi SEA Project secara khusus bekerja pada wilayah implementasi program di wilayah Fakfak – Bintuni – Sorong di Propinsi Papua Barat dan bertanggung jawab langsung kepada Site Coordinator Papua Barat dengan kordinasi teknis bersama tim di wilayah implementasi.

MPA & Biodiversity Officer  bertanggungjawab membantu Site Coordinator dan SEA Project Leader dalam mengembangkan dan melaksanakan strategi serta rencana kerja terkait pada bidang Biodiversity / Marine Protected Area (MPA) / Marine Spatial Planning (MSP) yang menjadi tujuan dan capaian project SEA.

Tugas dan Tanggung Jawab Utama
Melakukan berbagai pengumpulan dan analisis data, baik primer ataupun sekunder, terkait biodiversity, MPA, dan MSP (data biofisik – sosial ekonomi) di lokasi implementasi Project, khususnya di wilayah Propinsi Papua Barat
Membantu Project Leader dan Site Coordinator dalam advokasi kepada Pemerintah setempat terkait kebijakan tentang kawasan MPA, jejaring MPA, dan atau MSP
Mengkaji berbagai peraturan / kebijakan terkait konservasi kawasan laut / sumberdaya kelautan guna kepentingan capaian Project
Menyajikan berbagai informasi terkait issue konservasi kawasan / sumberdaya kelautan untuk digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan atau proses kerja untuk mencapai output Project
Memastikan anggaran Project di bidang Biodiversity / MPA/ MSP dapat dikelola secara efektif dan efisien serta seuai dengan peraturan keuangan serta audit yang berlaku.
Menggunakan, menjaga, dan merawat berbagai peralatan survey dengan baik.
Membuat laporan secara periodik dan atau ad hoc untuk mendokumentasikan perkembangan, hasil, dan pembelajaran pelaksanaan program

Relasi dengan stakeholder
Internal
WWF-Indonesia SEA Project core implementation unit
Technical support unit WWF Indonesia untuk SEA Project
External
Staff teknis program Marine Biodiversity / MPA / MSP di SEA Project (Tetra Tech, CTC, WCS)
LSM, KSM, dan komunitas lokal yang terkait issue konservasi wilayah laut di lokasi implementasi Project, khususnya di Propinsi Papua Barat
Staff teknis program Marine Biodiversity / MPA / MSP di UPT Pemerintah Pusat dan SKPD Propinsi / Kabupaten lainnya yang relevan di wilayah implementasi Project, khususnya di Propinsi Papua Barat
Universitas dan lembaga riset kelautan dan perikanan di wilayah implementasi Project, khususnya di Propinsi Papua Barat
Persyaratan Teknis
Minimal S1 bidang Kelautan / Perikanan / Biologi / Managemen Konservasi
Minimal 2 tahun pengalaman di bidang riset – monitoring biologi / sumberdaya kelautan, dan pengelolaan kawasan konservasi laut
Memiliki keahlian menyelam dan survey bawah air, diutamakan yang memiliki sertifikasi diving level advance
Menguasai berbagai protokol survey marine biodiversity serta analisa datanya
Memiliki kemampuan yang baik tentang pengorganisasian kelompok masyarakat, dan fasilitator diskusi.
Memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang baik, secara lisan dan tulisan
Non Teknis
Dapat bekerja secara team maupun individual, dengan minimum supervisi
Berorientasi pada solusi
Supel, mampu berkomunikasi dan berkoordinasi dengan berbagai pihak dengan baik
Independen, cerdas , dan kemampuan berpikir strategis.
Jika Anda memenuhi persyaratan tersebut, silahkan mengirimkan surat lamaran dan CV melalui email :  hr-recruitment@wwf.or.id ; dengan subject email: <nama pelamar_MPAO-PB> ; paling lambat hari  Kamis, 5 January 2017.

Hanya pelamar yang memenuhi kualifikasi untuk posisi ini yang akan kami hubungi.
HR Recruitment Unit
WWF Indonesia –
Graha Simatupang Tower 2C
Jl. TB Simatupang, Kav.8
Jakarta Selatan

Sumber : Kerja-NGO

Gambut di Indonesia


Luas lahan gambut di Sumatra diperkirakan berkisar antara 7,3–9,7 juta hektar atau kira-kira seperempat luas lahan gambut di seluruh daerah tropika. Menurut kondisi dan sifat-sifatnya, gambut di sini dapat dibedakan atas gambut topogen dan gambut ombrogen.
Gambut topogen ialah lapisan tanah gambut yang terbentuk karena genangan air yang terhambat drainasenya pada tanah-tanah cekung di belakang pantai, di pedalaman atau di pegunungan. Gambut jenis ini umumnya tidak begitu dalam, hingga sekitar 4 m saja, tidak begitu asam airnya dan relatif subur; dengan zat hara yang berasal dari lapisan tanah mineral di dasar cekungan, air sungai, sisa-sisa tumbuhan, dan air hujan. Gambut topogen relatif tidak banyak dijumpai.
Gambut ombrogen lebih sering dijumpai, meski semua gambut ombrogen bermula sebagai gambut topogen. Gambut ombrogen lebih tua umurnya, pada umumnya lapisan gambutnya lebih tebal, hingga kedalaman 20 m, dan permukaan tanah gambutnya lebih tinggi daripada permukaan sungai di dekatnya. Kandungan unsur hara tanah sangat terbatas, hanya bersumber dari lapisan gambut dan dari air hujan, sehingga tidak subur. Sungai-sungai atau drainase yang keluar dari wilayah gambut ombrogen mengalirkan air yang keasamannya tinggi (pH 3,0–4,5), mengandung banyak asam humus dan warnanya coklat kehitaman seperti warna air teh yang pekat. Itulah sebabnya sungai-sungai semacam itu disebut juga sungai air hitam.
Gambut ombrogen kebanyakan terbentuk tidak jauh dari pantai. Tanah gambut ini kemungkinan bermula dari tanah endapan mangrove yang kemudian mengering; kandungan garam dan sulfida yang tinggi di tanah itu mengakibatkan hanya sedikit dihuni oleh jasad-jasad renik pengurai. Dengan demikian lapisan gambut mulai terbentuk di atasnya. Penelitian di Sarawak memperlihatkan bahwa gambut mulai terbentuk di atas lumpur mangrove sekitar 4.500 tahun yang lalu[5]; pada awalnya dengan laju penimbunan sekitar 0,475 m/100 tahun (pada kedalaman gambut 10–12 m), namun kemudian menyusut hingga sekitar 0,223 m/100 tahun pada kedalaman 0–5 m[6] Agaknya semakin tua hutan di atas tanah gambut ini tumbuh semakin lamban akibat semakin berkurangnya ketersediaan hara.
Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, dibangun di atas lahan gambut ombrogen.

Pembentukan Gambut
Gambut terbentuk tatkala bagian-bagian tumbuhan yang luruh terhambat pembusukannya, biasanya di lahan-lahan berawa, karena kadar keasaman yang tinggi atau kondisi anaerob di perairan setempat. Tidak mengherankan jika sebagian besar tanah gambut tersusun dari serpih dan kepingan sisa tumbuhan, daun, ranting, pepagan, bahkan kayu-kayu besar, yang belum sepenuhnya membusuk. Kadang-kadang ditemukan pula, karena ketiadaan oksigen bersifat menghambat dekomposisi, sisa-sisa bangkai binatang dan serangga yang turut terawetkan di dalam lapisan-lapisan gambut.
Lazimnya di dunia, disebut sebagai gambut apabila kandungan bahan organik dalam tanah melebihi 30%; akan tetapi hutan-hutan rawa gambut di Indonesia umumnya mempunyai kandungan melebihi 65% dan kedalamannya melebihi dari 50cm. Tanah dengan kandungan bahan organik antara 35–65% juga biasa disebut muck.
Pertambahan lapisan-lapisan gambut dan derajat pembusukan (humifikasi) terutama bergantung pada komposisi gambut dan intensitas penggenangan. Gambut yang terbentuk pada kondisi yang teramat basah akan kurang terdekomposisi, dan dengan demikian akumulasinya tergolong cepat, dibandingkan dengan gambut yang terbentuk di lahan-lahan yang lebih kering. Sifat-sifat ini memungkinkan para klimatolog menggunakan gambut sebagai indikator perubahan iklim pada masa lampau. Demikian pula, melalui analisis terhadap komposisi gambut, terutama tipe dan jumlah penyusun bahan organiknya, para ahli arkeologi dapat merekonstruksi gambaran ekologi pada masa purba.

Pada kondisi yang tepat, gambut juga merupakan tahap awal pembentukan batubara. Gambut bog yang terkini, terbentuk di wilayah lintang tinggi pada akhir Zaman Es terakhir, sekitar 9.000 tahun yang silam. Gambut ini masih terus bertambah ketebalannya dengan laju sekitar beberapa milimeter setahun. Namun gambut dunia diyakini mulai terbentuk tak kurang dari 360 juta tahun silam; dan kini menyimpan sekitar 550 Gt karbon.

Sumber : Wikipedia

Pengertian Konservasi, Manfaat serta Tujuan

Konservasi adalah upaya-upaya pelestarian lingkungan akan tetapi tetap memperhatikan manfaat yang bisa didapatkan pada saat itu dengan cara tetap mempertahankan keberadaan setiap komponen-konponen lingkungan untuk pemanfaatan di masa yang akan datang.[pengertianku.net]

Konservasi adalah suatu upaya yang dilakukan oleh manusia untuk dapat melestarikan alam, konservasi bisa juga disebut dengan pelestarian ataupun perlindungan. Jika secara harfiah konservasi berasal dari bahasa Inggris yaitu dari kata “Conservation” yang berati pelestarian atau perlindungan.[pengertianku.net]

Konservasi adalah pemeliharaan dan perlindungan sesuatu secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan.[KBBI]

Tujuan Konservasi
  1. Memelihara maupun melindungi tempat-tempat yang dianggap berharga supaya tidak hancur, berubah atau punah.
  2. Menekankan kembali pada pemakaian bangunan lama supaya tidak terlantar, disini maksudnya apakah dengan cara menghidupkan kembali fungsi yang sebelumnya dari bangunan tersebut atau mengganti fungsi lama dengan fungsi baru yang memang diperlukan.
  3. Melindungi benda-benda sejarah atau benda jaman purbakala dari kehancuran atau kerusakan yang diakibatkan oleh faktor alam, mikro organisme dan kimiawi.
  4. Melindungi benda-benda cagar alam yang dilakukan secara langsung yaitu dengan cara membersihkan, memelihara dan memperbaiki baik itu secara fisik maupun secara langsung dari pengarauh berbagai macam faktor, misalnya seperti faktor lingkungan yang bisa merusak benda-benda tersebut.

Manfaat Konservasi
Konservasi terhadap Ekosistem
  • Melindungi kekayaan ekosistem alam dan memelihara proses – proses ekologi maupun keseimbangan ekosistem secara berkelanjutan.
  • Melindungi spesies flora dan fauna yang langka atau hampir punah.
  • Melindungi ekosistem yang indah, menarik dan juga unik.
  • Melindungi ekosistem dari kerusakan yang disebabkan oleh faktor alam, mikro organisme dan lain-lain.
  • Menjaga kualitas lingkungan supaya tetap terjaga, dan lain sebagainya.

Segi Ekonomi
  • Mencegah kerugian yang diakibatkan oleh sistem penyangga kehidupan misalnya kerusakan pada hutan lindung, daerah aliran sungai dan lain-lain. Kerusakan pada lingkungan akan menimbulkan bencana dan otomatis akan mengakibatkan kerugian.
  • Mencegah kerugian yang diakibatkan hilangnya sumber genetika yang terkandung pada flora yang mengembangkan bahan pangan dan bahan untuk obat-obatan.

Contoh Konservasi Alam
  1. Cagar alam merupakan kawasan suaka alam yang keadaan alamnya memiliki kekhasan akan flora, fauna dan ekosistem yang memang perlu untuk dilestarikan dan perkembangannya secara alami.
  2. Suaka marga satwa Yang dimaksud dengan suaka marga satwa yaitu hutan suaka alam yang ditetapkan sebagai suatu tempat hidup bagi margasatwa yang memang memiliki nilai yang khas untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta merupakan kekayaan maupun kebanggaan Nasional, pelestariannya bisa dilakukan secara alami maupun di sengaja.
  3. Hutan mangrove atau hutan bakau yaitu suatu hutan yang tumbuh diatas rawa-rawa perairan payau, hutan ini letaknya pada garis pantai dan dipengaruhi oleh keadaan pasang surut air laut, salah satu peran dan manfaat dari hutan mangrove yaitu terdapatnya sistem pada perakaran tanaman mangrove yang kompleks, rapat dan lebat yang dapat memerangkap sisa-sisa dari bahan-bahan organik serta endapan yang terbawa oleh air laut dari daratan. Proses ini dapat menyebabkan air laut terjaga akan kejernihan dan kebersihannya, dengan demikian dapat memelihara terumbu karang karena proses ini mangrove sering sekali disebut dengan pembentuk daratan sebab endapan dan tanah yang ditahannya akan menumbuhkan kembali garis pantai.

Update